Tuesday 7 October 2014

Pengukuran serta Alat Ukur Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Perhatian : Jika terdapat perubahan tampilan tunggu lima detik lalu klik "Skip Ads"

Pengukuran adalah suatu cara untuk menentukan besaran pokok dan besaran turunan dalam suatu objek pengukuran menggunakan alat ukur besaran pokok dan besaran turunan. Didalam pengukuran suatu objek hendak memperhatikan beberapa tentang tatacara penggunaan alat ukur serta bagaimana cara pembacaan besaran tersebut. Berikut ini merupakan beberapa jenis alat ukur besaran serta bagaimana cara pembacaan alat tersebut.

A. Besaran Pokok - Panjang
1. Jangkasorong

Gambar 01. Tampilan Jangkasorong.
Jangkasorong adalah alat pengukuran besaran pokok panjang. Jangka sorong memiliki dua skala besaran pokok panjang yang digunakan yaitu skala dalam sentimeter (cm) dan inci. Selain untuk mengukur panjang objek, jangkasorong juga dapat mengukur diameter benda dengan bentuk tabung juga mengukur kedalaman benda tersebut. Dalam penggunaan jangkasorong perlu diperhatikan bagaimana cara penggunaan jangkasorong serta bagaimana cara pembacaan jangka sorong tersebut. Berikut bagaiman cara menggunakan serta membaca jangkasorong :

Gambar 02. Bagian Jangka Sorong
a. Pegang jangkasorong menggunakan tangan yang biasa anda gunakan.
b. Longgarkan kunci jangkasorong (tombol kunci) berbentuk skrup di bagian atas jangka sorong.
c. Renggangkan skala geser (rahang sorong) dari jangkasorong.
d. Tempatkan objek di dalam renggangan dan geserkan hingga sesuai dengan besar objek 
e. Setelah pas, kunci hasil pengukuran dengan mengencangkan kunci jangka sorong (tombol kunci)
f. Dalam membaca hasilpengukuran, yang harus dibaca terlebih dahulu adalah :
-  Skala Utama, dibaca dengan cara memperhatikan berapa besar angka sebelum angka nol pada skala nonius. Misalkan angka pada skala tetap sebelum nol pada skala nonius adalah 1.
-  Selisih antara skala utama dengan skala nonius. Dihitung berapa selisih antara skala utama dengan skala nonius. Misalkan jumlah selisih adalah 5.
-  Baca besaran pada skala nonius dengan membandingkannya dengan skala tetap diatasnya. Dicari angka yang paling lurus dengan garis pada skala utama. Misalnya angka 4 yang tepat lurus.
g. Tuliskan hasil pengukuran agar tidak terlupakan. Misal hasil pengukurannta adalah 1,54 cm.

Gambar 03. Contoh Pengukuran Panjang Dengan Hasil Pengukuran 1,54 cm.
Pertanyaan, berapakah hasil pengukuran dibawah ini !

Gambar 04. Contoh Pengukuran Panjang Benda.
Gambar 05. Contoh Pengukuran Panjang Benda
2. Mikrometerskrup

Gambar 06. Contoh Mikrometer Skrup.
Mikrometer skrup adalah alat ukur panjang dengan skala pengukuran yang lebih kecil dan lebih teliti daripada jangkasorong. Dengan skala satuan besaran milimeter (mm) mikrimeter skrup hanya bisa digunakan untuk mengukur panjang benda dibawah 15 cm. Mikrimeter skrup biasanya digunakan untuk mengukur tebal suatu objek juga digunakan dalam mengukur diameter bola. Cara dalam mengukur menggunakan mikrometer skrup adalah sebagai berikut :

Gambar 07. Bagian Mikrometer Skrup

a. Longgarkan bagian pengunci mikrometer skrup.
b. Putar pemutar poros geser dari mikrometer skrup hingga terdapat cela pada frame.
c. Masukan objek diantara poros tetap dengan poros geser.
d. Sesuaikan lebar poros tetap dengan poros geser pada objek dengan memutar RACHET, bukan pemutar.
e. Kunci kembali pengunci pada mikrometer skrup.
f. Bacalah hasil pengukuran dengan cara :
-  Skala utama dibaca angka yang tertera pada skala utama sebelum batas skala utama dengan skala nonius. Misal pada gambar 10.
-  Jarak antara skala utama dengan skala nonius dihitung berapa garis. Masing - masing garis akan dijumlahkan dengan hasil pada skala utama. Misal pada gambar adalah 2.
-  Perhatikan keberadaan garis dibawah pembacaan skala utama, sekiat garis bernilai 50 jika terdapat diantara garis akhir selisih skala utama dengan skala nonius (jika ada). Misal pada gambar ada 50.
-  Skala nonius, bibaca berapa hasil pengukuran pada skala nonius yang sejajar dengan skala utama. Hasil skala nonius ditambahkan dengan garis bawah skala utama (jika ada hasil pada skala utama). Misal pada gambar adalah 10.
g. Tulis hasil pengukuran. Jadi hasil pengukuran pada gambar adalah (10 + 2 , 50 + 10 = 12,60 mm)

Gambar 08. Contoh Pengukuran Panjang dengan Hasil 12,60 mm)
Berapakah hasil pengukuran mikromener skrup dibawah ini ?

Gambar 09. Contoh Pengukuran Panjang

B. Besaran Pokok - Massa

1. Neraca Pegas

Gambar 10. Neraca Pegas
Neraca pegas adalah alat ukur besaran massa yang memanfaatkan pegas sebagai pengukur massa dari suatu objek. Selain untuk mengukur massa, neraca pegas juga dapat digunakan untuk mengukur gaya dari suatu objek. Dalam menggunakan neraca pegas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Neraca pegas dikaitkan pada tempat yang stabil, kuat, dan tidak terganggu oleh objek lainnya.
b. Pastikan sebelum menggunakan neraca pegas bahwa skala awal neraca berada pada angka nol.
c. Letakan objek yang akan diukur massa bendanya pada pengait di bagian bawahnya.
d. Tentukan massa dari benda dengan cara mengamati angka yang ditunjukan pada neraca pegas. Pada neraca pegas model diatas setiap garis mempunyai nilai 2 gram.
e. Tulis hasil pengamatan beserta satuan yang digunakan. Contoh hasil pengukuran dibawah ini adalah 38 gram.

Gambar 11. Pengukuran Massa Menggunakan Neraca Pegas dengan Hasil 38 gram.
2. Neraca

Gambar 12. Neraca

Neraca model ini paling sering digunakan dalam kehidupan sehari - hari. Sering kali dijumpai pada peralatan memasak. Sering kali terdapat kesalahan pemahaman antara massa dan berat. Yang lebih cocok digunakan untuk mengukur objek adalah massa karena barat tergantung dengan gaya tarik bumi dan gaya lainnya yang mungkin berpengaruh. Didalam menggunakan neraca model ini diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Tempatkan neraca pada tempat datar, stabil, dan tidak terganggu dengan hal lainnya.
b. Pastikan angka yang ditunjukan neraca sebelum pengukuran adalah nol.
c. Tempatkan objek pada tempat pengukuran diatas neraca.
d. Perhatikan angka yang ditunjukan pada neraca. Saat memperhatikan, posisi mata sejajar dengan tinggi neraca.
e. Tulis hasil pengukuran. Contoh hasil pengukuran massa dibawah adalah 80 gram.

Gambar 13. Contoh Pengukuran Massa dengan Neraca
C. Besaran Pokok - Suhu

1. Thermometer Larutan

Gambar 14. Thermometer Larutan
Thermometer larutan adalah alat ukur suhu dari suatu larutan. Skala yang biasa terdapat pada thermometer ini adalah Celcius. Thermometer yang biasa digunakan adalah thermometer raksa atau thermometer alkohol. Cara menggunakan thermometer model ini adalah :
a. Pada saat memegangnya jangan langsung pada tabung tersebut, tapi pegang ujung talinya.
b. Usahakan tidak menyentuh dasar dari wadah larutan karena dapat mempengaruhi pembacaan thermometer.
c. Pembacaan hasil pengukuran pada saat tidak terjadi lagi pergeseran suhu pada termometer.
d. Pada saat pembacaan thermometer, sejajarkan mata dengan thermometer. Baca secara teliti.

Berikut contoh pembacaan suhu pada termometer. Suhu yang ditunjukan adalah 48 C,

Gambar 15. Contoh Pengukuran Suhu dengan Thermometer Larutan.

2. Thermometer Ruangan

Gambar 16. Thermometer Ruangan

Thermometer ruangan adalah alat ukur suhu dari suatu ruangan. Cara pembacaannya tidak jauh berbeda dengan pembacaan thermometer larutan hanya saja thermometer ini tidak boleh di pegang secara langsung thermometernya.

D. Besaran Pokok - Waktu

1. Stopwatch

Gambar 17. Stopwatch Analog

Stopwatch analog adalah alat ukur waktu dengan menggunakan mekanisme analog didalamnya. Alat ukur waktu ini mudah dalam penggunaannya cukup dengan menekan tombol diatas stopwatch untuk memulai mengukur waktu dan tekan kembali saat waktu pengukuran selesai.

E. Besaran Turunan - Volume Zat Cair

1. Gelas Ukur

Gambar 18. Gelas Ukur 25 mL
Gelas ukur adalah alat untuk mengukur besaran turunan volume zat cair. Gelas ukur beragam jenis dan ukurannya. Gelas ukur yang biasa digunakan adalah ukuran 10, 25, 50, 100, 250, 500, dan 1000 mL. Cara membaca pada gelas ukur adalah sebagai berikut :
a. Tempatkan gelas ukur pada tempat rata, tidak miring, dan stabil.
b. Tuangkan zat cair pada gelas ukur secara perlahan dan hati - hati.
c. Pastikan seluruh zat cair habis tanpa ada yang tersisa di pinggir gelas ukur.
d. Sejajarkan mata dengan gelas kimia pada saat pengamatan hasil pengukuran.
e. Baca pengukuran pada cekungan bawah dari gelas ukur, bukan ujung cekungan atas.

Gambar 19. Cara Pengamatan Gelas Ukur.
Berikut contoh pengamatan volume dengan volume

Gambar 20. Contoh Pengukuran Volume dengan Hasil 23 mL
Berapakah hasil pengukuran gambar dibawah ?

Gambar 21. Contoh Pengukuran Volume Zat Cair

Soal Remedial Ulangan Kenaikan Kelas 7

Assalamualaikum wr'wb Selamat datang kembali para pengunjung sekalian yang sedang mencari dan menimba ilmu. Mari kita belajar bersa...